Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cuit...cuit...! Lelakai Tersenyum dan Hati Merasa

Kuat. Tegar. Sabar. Walaupun galau itu dia namanya Upik. " ha...ha...ha...riang upik tertawa. Sesambil berkata biar merasakan galau, tetapi senyum membuat ketegaran jiwa" aku upik sapaan akrab sang Bojes. Ha...ha...ha..., kenzhi potongan rambutnya. preman wataknya. Tetapi harus diakui bahwa semerah hatinya, alun terdengar dangdut suaranya.

Biar mereka tahu bahwa lelaki seperti saya tidak menghiraukan, walaupun memang terasa jarum pentul menusuk- nusuk dihati. Hari terus berjalan, lelaki gocap ! itudia yang bekerja sebagai profesi pewarta. Masi alun-alun cerita tentang upik. Ia sahabat baruku dapat dikata "hari-hari stok lama." Persis ku tahu jiwa sedikit sang bojes, kepribadian yang ia nilai subjektif menurutnya. Bahwa, ketegaran dinampakkan melalui aurah senyum walaupun bias-bias memang sudah terbantahkan karena sakit.

Nilai subjetifnya, sungguh berbeda dengan apa yang dinamakan objektif, ketika orang lainlah yang menilainya. Jujur! Sohib, kamu adalah lelaki yang pantas disapah Boy. Ingat Boy kenzhi yang terlihat kamu seperti tampilan rambut di film korea itu. Asal kamu tahu, ku tahu apa yang kau mau. tidak banyak! Sedikit ingat, "hatimu kunilai merasakan ketidakteduhan dari capaian wanita yang perna didekati".

Bisa! Memang bisa kau berkata tidak setelah bertemu degan sahabat yang persis tahu sedikit perjalananmu. Tetapi bantahanmu degan mengembleng cuit...cuit... Mulut mu, bukanlah ketegaran yang kamu rasakan. Mulut bisa ngak...ngik...ngok. Tapi hati boy yang merasa.

Ini terlintas semangat Boy. Barusan itu kamu berkata- kata dengan tegas dan raut pasrah. " Modus...! tidak perduli orang berkata apa. Yang jelas, yang itu, belum bisa menegur." ucapnya dengan sandi-sandi kata yang punya makna. Mmm....! Okay bray. Santai bray, suatu saat perasaan itu akan dirasakan bagi wanita yang tak pernah mengenal sebijak-bijaknya perasaan. Godby Bro...! Sun jao jo. Jangan cengeng. Lihat dunia pasti berputar. (Baca Juga Tulisan Tri Saleh : Paham Dosa...! Tapi Pilihan Harus "Sukses")

Oleh : Tri Saleh 

Posting Komentar untuk "Cuit...cuit...! Lelakai Tersenyum dan Hati Merasa"